Rabu, 20 Oktober 2010

OMPONG

Hera menunduk di ruangan dokter gigi yang berbau seperti cairan pembersih lantai. Di meja dokter itu terlihat ada dua gigi depannya yang baru saja di cabut. Dokter muda cantik itu mengatakan bahwa kedua gigi depannya sudah membusuk dan mulai menghiam, jadi sebaiknya dicabut sebelum membuat sakit giginya semakin parah. Dengan pasrah Hera mengangguk mengiyakan. Memang tidak sakit rasanya. Tapi satu yang Hera khawatirkan, bagaimana rupanya kelak tanpa gigi depannya? Ompong jelas seperti nenek-nenek. Memang ada alternatif gigi palsu, tapi menurutnya gigi palsu tidak akan seperti gigi asli, lagipula Hera kenal seorang bibi diseberang rumahnya yang memakai gigi palsu dan bau mulutnya luar biasa busuk. Hera tidak mau bernapas bau. Apa kata teman kuliahnya nanti? Cantik-cantik ompong? Atau cantik-cantik bau mulut?
Perlahan dia mulai berlinangan air mata. Tanpa mengucapkan sepatah katapun dia beranjak meninggalkan ruangan dokter itu. Dia berjalan tanpa arah memikirkan kenapa sampai giginya ompong. Yah, Hera adalah seorang cewek super modis yang sangat memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tapi sepertinya hal itu tidak benar, buktinya gigi depannya malah bolong. ’Ini pasti gara-gara gulali’ pikirnya. Hera memang sangat menyukai gulali, hampir setiap saat dia selalu makan gulali, berkali-kali diperingatkan mamanya untuk mengurangi mengkonsumsi yang manis-manis karena dia cenderung mewarisi diabetes dari ayahnya, tapi tidak pernah Hera hiraukan. Kini saat kedua giginya sudah menjadi korban, baru Hera sesali semua kebiasaannya itu. Diapun menyeka air matanya, kembali ke tempat dokter gigi, meminta dipasangi gigi palsu yang paling bagus.
Sejak saat itu Hera membenci gulali, tidak hanya gulali, dia membenci semua makanan manis. Dia hanya minum air putih, tidak mau menyentuh buah-buahan yang manis. Satu hal yang nampaknya Hera tidak sadari, bukan gulali yang menyebabkan kedua giginya ompong, tapi malah dirinya sendiri yang makan gulali tanpa henti. Dia tidak menyadari sesuatu yang berlebihan adalah tidak baik. Dan bukannya berkaca akan kesalahnnya sendiri, Hera menumpahkan kebenciannya pada gulali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar